By. Zaenal Radar T.
Seseorang menghubungi saya via telpon untuk datang ke kantornya, pada pertengahan 2003. Saya datang karena orang ini minta dibuatkan cerita. Tapi saya belum tahu, cerita apa yang dia inginkan. Saya datangi kantor yang menyerupai sebuah rumah produksi yang bercampur dengan sekat-sekat warnet (waktu itu warnet sedang mewabah). Lalu saya dipertemukan oleh seseorang yang akhirnya saya ketahui sebagai produser. "Kita akan membuat tayangan, tapi ini bukan sinetron atau film," katanya waktu itu. Saya diam dan menunggu ucapan selanjutnya. "Kita akan membuat dvd berbahasa Inggris." Saya kaget, karena Bahasa Inggris saya lumayan parah. Saya tanya, cerita soal apa? Lalu si bos bilang cerita remaja. Terus saya katakan, saya akan buatkan sinopsis. "Sinopsis?" selidiknya. "Benar Pak. Sinopsis. Itu lho Pak, yang enak digoreng atau dibakar. Ada juga yang bisa langsung dimakan... langsung jleb!" Si bos merengut lalu teriak, "ITU SOSISSS...!!!"
"Kamu gak usah bikin sosis ya, langsung buatkan cerita, tentukan lokasi, pemain, dan apa-apa yang dibutuhkan dalam cerita kamu." Saya bengong sebentar. Sebentar aja, karena saya kalau bengong gak pernah lama. Saya bilang lagi ke sang produser, "itu namanya script Pak. Screen writer, atau skenario..." "Nah!! betul. Skenario."
Saya bersiap pulang untuk menyiapkan skenario itu, dari cerita yang saya buat. Saya bikin saja dulu, nanti kalau ada kekurangan atau kelebihan, bisa direvisi. Saya tidak mau tawar menawar harga dulu, meskipun saya butuh sekali uang. Waktu itu saya baru saja kehilangan pekerjaan, karena saya bosan ngantor. Dan kebiasaan tidak membicarakan harga sebelum pekerjaan kelar bertahan sampai sekarang, hingga saya sudah menyelesaikan ribuan episode sinetron. Ini kebiasaan yang tidak bagus dan tidak profesional. Tapi buat saya, bukan hanya sekadar honor atau uang, tapi senyaman apa pekerjaan yang saya jalani.
Nah, sebelum pulang, saya sempat iseng bertanya, karena saya penasaran. "Bapak tahu nomor Hp saya dari mana?" Yang jawab malah sekertarisnya. "Dari majalah, Mas. Saya tanya ke redaktur majalah yang muat tulisan Mas Zaenal Radar.".
Sampai saat ini, saya selalu merasa berhutang kepada majalah-majalah yang pernah memuat cerita-cerita (cerpen) saya. (Menulis cerpen di majalah buat saya hal yang tidak mudah, dan saya senang melakukannya sampai akhirnya saya lupa untuk menulis lagi di majalah. Bukan soal lupa mengirim, tapi juga lupa bagaimana caranya menulis cerpen. Hahaha.)
Skenario saya selesai dalam waktu beberapa hari dan bersyukur tidak banyak revisi. Saya diperkenalkan sama sutradara, lalu naskah itu diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris sampai akhirnya keluar produk DVD Pelajaran Bahasa Inggris. Judulnya, In Her Smile. Ini DVD pelajaran Bahasa Inggris untuk SLTP. Pada 2004, saya kembali dipanggil untuk membuat DVD pelajaran Bahasa Inggris untuk SLTA (SMA). Judulnya, Forgive me, Please.
0 comments:
Posting Komentar