Zaenal Radar T.
Pada 2002 Forum Lingkar Pena (FLP) menggelar Lomba Cipta Cerpen Islami Tingkat Nasional. Iseng-iseng, ya, iseng-iseng, saya pun mengirimkan cerpen saya berjudul Cintanya Parman. Karena lomba ini ada dua katagori, yakni cerpen remaja dan dewasa, saya memilih katagori cerpen remaja. Oh ya, cerpen "Cintanya Parman" bercerita tentang seorang marbot masjid (penunggu masjid), seorang pemuda yang awalnya merantau ke kota karena ingin menumpang hidup. Menjadi marbot menjadi pilihan yang tepat, karena si pemuda ini tidak punya sanak saudara dan tempat tinggal. Marbot tersebut bernama Parman. Parman yang hanya seorang penunggu masjid ternyata diam-diam jatuh hati dengan seorang gadis. Namanya Nurhayati. Nurhayati si gadis cantik itu tak lain dan tak bukan, putri kesayangan Haji Sadelih, seorang imam masjid yang ditunggui oleh Parman. Tidak hanya cantik, Nurhayati adalah gadis pinta mengaji lulusan pesantren.
Nah, si Parman ini pemuda yang lumayan tampan dan banyak disukai oleh gadis-gadis remaja masjid. Namun Parman tahu diri, bahwa dia hanyalah seorang penunggu masjid yang kerjaanya membersihkan dan menunggu masjid. Tidur dan makanpun di masjid. Tetapi Parman tiada kuasa membohongi diri, kalau dia sangat mencintai Nurhayati. Apakah seorang penunggu masjid haram memiliki cinta? Sampai akhirnya Parman ketakutan... Jangan-jangan Haji Sadelih tahu akan cintanya Parman, karena mulai terdengar desas desus bahwa Nurhayati ternyata mencintai Parman! Jreng!! jreng! Jreng!! Haji Sadelih yang selama ini baik dan sangat memperhatikan Parman akhirnya memanggil Parman ke rumahnya. Parman kaget dan bingung. Parman menduga-duga, apa yang dilakukan Haji Sadelih terhadapnya. Apakah dia akan diusir karena diam-diam ingin mempersunting putri kesayangannya Nurhayati, atau apa...? Cerpen ini ending-nya pada pertanyaan Parman tadi, "kenapa Haji Sadelih tiba-tiba memanggilnya ke rumah."
Saya beruntung, atau bisa dibilang mujur, karena cerpen "Cintanya Parman" menjadi Juara Pertama dalam lomba tersebut. Kalau tidak salah ingat, hadiahnya Rp.1000.000,- (Satu juta rupiah). Dan saya tidak akan pernah lupa, kalau hadiah tersebut akhirnya saya belikan sebuah komputer seken di Pasar Glodok. Cerpen tadi dibukukan bersama dengan pemenang lain, dengan judul, "Cinta Ya, Cinta." Buku tersebut disunting oleh Ali Muakhir, diterbitkan oleh penerbit Mizan. (DAR! Mizan, 2002).
0 comments:
Posting Komentar