UPAYA
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK MIND MAP
Dra. Nunung Kuraesin,
Guru SMP Negeri 32 Bandung
Hasil Refleksi peneliti
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh data bahwa pembelajaran
menulis cerita pendek belum memberikan kemanfaatan bagi siswa. Kondisi tersebut
mengkhawatirkan dan menjadi masalah bagi peneliti. Masalah tersebut dapat di
atasi dengan menerapkan teknik mind map.
Teknik mind map
memungkinkan siswa mengeksplorasi seluruh kemampuan otak untuk
keperluan berpikir dan belajar. Teknik ini membantu siswa untuk menghilangkan
rasa jenuh pada saat berpikir dan belajar, karena melibatkan keseimbangan kerja
otak kiri dan otak kanan melalui pemetaan pikiran di otak yang diwujudkan dalam
bentuk coretan gambar garis dan kata kunci. Dengan menggunakan teknik mind map
didapat fakta bahwa siswa lebih mudah mengembangkan imajinasinya dalam menulis
cerita pendek. Upaya tersebut dapat memberikan pengalaman kepada siswa untuk
menulis cerita pendek lebih kreatif dan menyenangkan.
Kegiatan Pra-Penelitian
Hasil Refleksi terhadap pembelajaran menulis cerita pendek yang telah
dilakukan dengan menerapkan metode ceramah, disimpulkan bahwa selama
pembelajaran berlangsung siswa merasa jenuh, mengantuk, dan bosan. Hasil
belajar belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu di bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis
melakukan penelitian eksperimen terhadap pembelajaran menulis cerita pendek
dengan menerapkan teknik mind map.
Eksperimen Pertemuan Pertama
Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan siswa diajak untuk memahami manfaat memiliki kemampuan menulis cerita pendek. Selanjutnya siswa ditugasi menghubungkan antara peristiwa yang terjadi dan dialami oleh dirinya dengan yang dibaca dari cerita pendek. Kegiatan ini sebagai awal untuk mengarahkan siswa pada kegiatan inti.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan membaca cerita pendek berjudul ”Kisah
Sedih di Hari Lebaran” karangan Zaenal Radar T. Pada tahap awal guru memandu siswa untuk menentukan unsur-unsur intrinsik
cerita pendek berupa tema, tokoh, perwatakan, alur, latar, amanat dan sudut
pandang dengan cara membuat peta ide yang menggambarkan unsur
intrinsik cerita pendek tersebut. Hal ini dilakukan untuk memahami unsur-unsur
yang harus diperhatikan pada saat menulis cerita pendek. Setelah siswa
memahaminya secara berkelompok, siswa melanjutkan diskusi dengan
mempresentasikan hasil temuannya di depan kelompok lain.
Sewaktu diskusi tempat duduk diatur sedemikian rupa agar siswa lebih
nyaman, aman, menyenangkan dan lebih mudah berkomunikasi pada saat mengeluarkan
pendapat. Ketika siswa menyampaikan hasil kerja kelompok, diupayakan agar dapat
dilihat oleh semua teman-temannya. Pada pertemuan kedua siswa disuruh
menuliskan kembali cerita pendek berdasarkan mind map yang telah mereka buat.
Pengolahan cerita bersumber dari mind map cerita yang dibaca, tetapi dengan
menggunakan bahasa dan jalan cerita versi sendiri.
Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup diisi dengan melakukan refleksi yaitu menanyakan berbagai
hal tentang kesulitan dan kemudahan proses pembelajaran yang baru
dilakukannya.
Eksperimen Pertemuan Kedua
Eksperimen Pertemuan Kedua
Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan ini siswa secara perorangan ditugasi untuk mengidentifikasi sepuluh peristiwa yang dialami dan dianggap paling berkesan. Selanjutnya siswa disuruh memilih salah satu peristiwa yang sesuai dengan hatinya. Peristiwa tersebut dijadikan sumber tema dalam menulis cerita pendek. Melalui peristiwa tersebut siswa memulai teknik mind map dengan menggambar peristiwa yang dijadikan sumber tema di tengah kertas kosong. Kemudian siswa menggambar beberapa cabang unsur intrinsik cerpen di luar gambar sentral dengan pinsil atau spidol berwarna berdasarkan tema sentral yang dipilihnya. Setiap gambar dihubungkan dengan garis lengkung dan dilengkapi kata kunci yang merupakan peta pikiran dari tema sentral berkaitan dengan unsur tema, tokoh, perwatakan, latar, alur, dan amanat. Siswa mengembangkan imajinasi masing-masing berdasarkan peta pikiran tersebut sebebas-bebasnya. Hasilnya sangat mencengangkan peta pikiran mereka sangat luar biasa berkembang secara luas dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang hanya terbatas menjawab pertanyaan unsur intrinsik saja.
Pada pertemuan kedua proses menulis cerita pendek diawali dengan membuat
kerangka karangan berdasarkan mind map yang telah mereka buat . Siswa tampak
antusias menulis cerpen dengan tidak merasa kehilangan ide karena ide-ide
mereka sudah tertuang pada mind map. Siklus kedua menunjukkan keaktifan
siswa dalam proses belajar meningkat. Kreativitas siswa juga menunjukkan
peningkatan. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa siswa yang bertanya, dan
membuat mind map yang bervariasi.
Penilaian proses dilakukan dengan memerhatikan keterlibatan siswa
dalam aktivitas pembelajaran secara individu atau kelompok. Indikator penilaian
proses meliputi kerjasama siswa dalam bekerja kelompok, keseriusan
mengerjakan tugas, partisipasi,dan presentasi hasil diskusi. Penilaian hasil
difokuskan pada hasil analisis unsur intrinsik cerita pendek dan hasil menulis
cerita pendek yang dibuat oleh siswa. Indikator yang digunakan dalam
menulis cerpen adalah kesesuaian tema dengan isi cerita, alur, tokohdan
perwatakan, latar, amanat, sudut pandang, bahasa dan kreativitas.
Kegiatan Penutup
Kegiatan ini diakhiri dengan menyimpulkan hasil pembelajaran menulis cerita
pendek, membacakan hasil karya dan memasangnya di majalah dinding kelas.
Kebermaknaan proses pembelajaran dan kreativitas siswa dalam menulis cerpen
dengan teknik mind map juga dibahas oleh guru dan siswa. Siswa diberi
kesempatan untuk mengemukakan kesan selama mengikuti kegiatan belajar dalam
jurnal atau buku harian.
Pembahasan secara Kualitatif
Secara umum pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan
teknik mind map dapat memunculkan minat, dan kreatifitas siswa lebih meningkat.
Dengan bersemangat siswa mengikuti kegiatan menulis cerita pendek yang
diawali dengan membaca contoh cerita pendek terlebih dahulu.
Hasilnya siswa merasa senang dan lebih kreatif. Hal ini memotivasi mereka untuk aktif mengikuti pelajaran dan kreativitas siswa dapat meningkat. Diskusi kelas berjalan lancar, walaupun ada beberapa kemampuan siswa yang perlu ditingkatkan. Peneliti memberikan penguatan pemahaman pada saat presentasi.
Selama belajar siswa terlihat bersemangat memberikan masukan untuk
mempersiapkan penampilan presentasi kelompoknya. Dalam diskusi kelompok tampak
pengembangan kreativitas siswa sangat optimal. Kerja kelompok dalam
menganalisis cerita pendek melaui mind map telah memberi kesempatan kepada
siswa untuk mau bekerjasama, serius dalam bekerja, dan ikut berpartisipasi
aktif, berani mengeluarkan pendapat dan mengembangkan kreatifitas.
Proses pembelajaran dengan menggunakan teknik mind map dapat mengaktifkan
siswa di kelas untuk mengikuti pembelajaran menulis cerita pendek Kerjasama
yang baik dapat terjalin melalui kebersamaan dalam mengembangkan
kreatifitas, percaya diri dan keberanian yang selama ini sulit ditumbuhkan
ketika pembelajaran menulis cerita pendek dapat teratasi.
Pembahasan secara Kuantitatif
Nilai Hasil Eksperimen
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas menunjukkan peningkatan mutu proses pembelajaran dan telah terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen melalui teknik mind map.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam proses pembelajaran.
2. Para pengawas dapat menindaklanjuti hasil penelitian.
3. Kepala sekolah harus mendukung dan memfasilitasi guru untuk mengadakan penelitian
4. Dinas pendidikan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengadakan diklat tentang strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang efektif dan pelatihan Penelitian Tindakan Kelas.
Daftar Rujukan
Aminnuddin, 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map jakarta; Gramedia Pustaka Utama
Depdiknas, 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan Classroom Action Research (CAR) Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Depdiknas, 2004. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Bahasa Indonesia 3 Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Endraswara Suwardi, 2005. Metode Teori Pengajaran Sastra . Yogyakarta: Buana Pustaka
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya: ISC
Thahar, Harris Effendi. 1999. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung : Angkasa
Windura, Sutanto. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah Cara Mudah dan Benar Mengajarkan dan Membiasakan Anak Menggunakan Mind Map untuk Meraih Prestasi. Jakarta : Elex Media Komputido
Yuwono, Setyo. 2004. Pengembangan Kemampuan Menulis Sastra (Bahan PTBK) Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.
1. Guru dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam proses pembelajaran.
2. Para pengawas dapat menindaklanjuti hasil penelitian.
3. Kepala sekolah harus mendukung dan memfasilitasi guru untuk mengadakan penelitian
4. Dinas pendidikan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengadakan diklat tentang strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang efektif dan pelatihan Penelitian Tindakan Kelas.
Daftar Rujukan
Aminnuddin, 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map jakarta; Gramedia Pustaka Utama
Depdiknas, 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan Classroom Action Research (CAR) Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Depdiknas, 2004. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Bahasa Indonesia 3 Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Endraswara Suwardi, 2005. Metode Teori Pengajaran Sastra . Yogyakarta: Buana Pustaka
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya: ISC
Thahar, Harris Effendi. 1999. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung : Angkasa
Windura, Sutanto. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah Cara Mudah dan Benar Mengajarkan dan Membiasakan Anak Menggunakan Mind Map untuk Meraih Prestasi. Jakarta : Elex Media Komputido
Yuwono, Setyo. 2004. Pengembangan Kemampuan Menulis Sastra (Bahan PTBK) Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.
0 comments:
Posting Komentar