Buku ini terbagi menjadi dua bagian. Pada bagian pertama;
ada dua cerita tentang kening. Pertama soal Ustadz yang keningnya tumbuh bisul
ketika rajin shoting sinetron. Kedua
soal anak muda bernama Markum yang ingin sekali keningnya menjadi hitam, biar
dibilang sebagai orang beriman. Cerita lainnya, ada tiga cerita tentang haji.
Pertama tentang seseorang gagal berangkat ke tanah suci tetapi ngotot ingin disebut sebagai orang yang
pernah naik haji, kemudian belanja di Tanah Abang membeli keperluan haji
seolah-olah dia pernah naik haji. Jadilah dia disebut sebagai Haji Tanah Abang.
Kedua tentang orang yang bangga rajin ke tanah suci padahal dari hasil
menggusur tanahnya. Dan cerita bagaimana seseorang mencari uang dengan cara
memandu jamaah haji, menjadi semacam calo, untuk mencium Hajar Aswad di Makah.
Dan tentu saja masih banyak cerita-cerita untik lainnya, termasuk soal
seseorang yang selalu kentut saat menjadi imam solat.
Pada bagian kedua, ada kisah tentang seorang penyanyi
dangdut yang menambal bokongnya setiap manggung, demi ingin menjadi penyanyi
dangdut terkenal. Orang tonggos yang terkenal karena ketonggosannya, tetapi
setelah masyhur dia malu menjadi terkenal karena tonggos. Dan banyak lagi
cerita yang keseluruhannya pernah menghiasi surat kabar, baik koran maupun
majalah yang terbit di Jakarta, dalam rentang waktu 2001-2016.
Di dalam buku Kumpulan Cerita Pendek ini, tema-tema sederhana menjadi pilihan untuk dijadikan sebagai bahan cerita. Menurut penulisnya, yang terpenting adalah, bagaimana menyampaikannya secara unik dan tidak terlalu biasa. Mengemasnya. Membungkus menjadi sebuah cerita yang bisa dibaca dalam sekali duduk. Beberapa Cerita Pendek dalam buku ini pernah pula diangkat menjadi beberapa judul cerita serial televisi.
Berikut ini testimoni beberapa tokoh tentang buku Si Markum dan Kisah-kisah Peneguh Iman:
"Tulisan yang segar dan orisinal, membicarakan kehidupan sehari-hari yang kadang terlewatkan. Namun, cerita keseharian itu seringkali menyiratkan hikmah, nilai-nilai, dan pesan yang dalam"
__Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI
Gaya bertutur Zaenal Radar lincah dan
menghibur dengan lompatan-lompatan adegan yang filmis, tanpa melupakan
pesan-pesan positif yang mencerahkan.
__Ahmadun Yosi
Herfanda, Sastrawan, mantan Radaktur
Harian Republika
Keseriusan cerpen seperti cerpen yang
ditulis Zaenal Radar adalah pada candanya, ironinya, juga semacam polarisasi
nilai-nilai yang umum. Cerpen-cerpen jenis ini kebanyakan tidak kuat dalam menunjukkan
akrobat bahasa yang unik, yang kelak menjadi investasi bahasa dalam kehidupan
publik. Namun kekuatan cerpen-cerpen jenis ini justru pada caranya bertanya
soal realitas aktual melalui realitas fiksional. Memanfaatkan dunia imajinasi
untuk ikut bicara dan menentukan masalah yang dialami manusia dalam kehidupan
nyata. Suatu dialektika yang tidak wajar dalam rumusan logika. Cerpen ini
memang jenis cerpen yang berpretensi untuk sekadar menjadi cerita, tidak untuk
alat kepentingan di luar dari hasrat bercerita itu sendiri. Tokoh besar sastra Indonesia dengan
cerpen-cerpen jenis yang saya maksud adalah Putu Wijaya. Hemat saya Zaenal
Radar menulis cerpen seperti Putu Wijaya menulis cerpen. Ia nampak
bermain-main, namun tidak main-main.
__Chavchay
Syaifullah, Budayawan, Ketua Dewan
Kesenian Banten
Zaenal Radar termasuk salah satu penulis
yang sangat produktif. Di tengah kesibukannya menulis naskah televisi --
antara lain; Mak Ijah Pengen ke Mekkah,
Tendangan Si Madun, Si Mamat Anak Pasar Jangkrik, dll. – ia masih sempat
menulis cerpen. Itu membuktikan ia piawai, bukan hanya membagi waktu,
juga piawai “mengelola” konsentrasi dan gaya menulis.
__Mustafa
Ismail, Penyair dan redaktur budaya Koran
Tempo
Terdorong terus untuk membuka judul demi judul cerita, halaman demi
halaman berikutnya sampai selesai. Luar biasa. Cerita memikat sehingga terpikat
sampai mengikat.
__Emil G. Hampp, Sutradara Film
& Sinetron
Buku Si Markum dan Kisah-kisah Peneguh Iman bisa di dapat di seluruh toko buku, dan dipesan secara online:
Buku Si Markum berisi 32 cerpen yang pernah menghiasi sejumlah media cetak baik koran maupun majalah. Berikut daftar isi buku tersebut:
Shaf
Pertama
1.
Lelaki Di Beranda Masjid, majalahSYIR’AH,
NO. 34/ IV/ September 2004
2.
Begundal, harian
REPUBLIKA,27
Februari 2005.
3.
Bisul Di Kening Pak Ustadz, harian REPUBLIKA,
14 Mei 2006
4.
Dua Karung Amal, harian
REPUBLIKA, 11 Juni 2006
5.
Kening Markum, harianREPUBLIKA, , 03 September
2006
6.
Haji Tanah Abang, harianSEPUTAR INDONESIA, 10
Desember 2006
7.
Kubah Emas, harianREPUBLIKA, 02
Maret 2008,
8.
Penghulu, harianREPUBLIKA, 14
April 2008
9.
SMS Lebaran, harianREPUBLIKA, 21
September 2008
10. Liang
Lahat, harianSUARA PEMBARUAN, Minggu,
21 September 2008
11. Kiblat, harianREPUBLIKA, Minggu, 19
Desember 2010
12. Air
Keramat, harianREPUBLIKA, Minggu, 02
Januari 2011
13. Markum
Mengejar Lailatul Qadar, harianREPUBLIKA, Minggu, 05
Agustus 2012
14. Haji
Gusuran, harianMEDIA INDONESIA, 02
September 2015
15. Hajar
Aswad, harianMEDIA INDONESIA,
Minggu 21 Agustus 2016
16. Imam
Kentut, majalah SABILI,
No, 23, Th.VII, 02 Juni 2003, Rabiul Akhir 1426 H
17. Mati
Dengan Biaya Sendiri, Majalah HORISON, No. 04/2003,
Tahun XXXVI, April 2003, Dimuat
kembali dalam Buku Kumpulan Cerpen ; Harga Kematian,
dengan judul ‘Harga Kematian’ (Penerbit Dar!
Mizan)
Shaf Kedua
18.
Tusuk Gigi, tabloid NOVA,
No. 704/XIV – 26 Agustus 2001
19.
Sandal Jepit Pak Markum, Majalah MATRA, No. 210, Januari 2004
20.
Lelaki Yang Menunggu Gerimis, harianSUARA PEMBARUAN, 31 AGUSTUS 2003.
21.
Kuku-kuku Istriku,tabloid
NOVA, No. 744/XV – 2 Juni 2002
22.
Ular Kepala Tiga, harianWARTA KOTA,
25 Januari 2004
23.
Tanah Galian, harianSUARA PEMBARUAN, 25
Januari 2004
24.
Pembeli Keringat Buruh, harianMEDIA INDONESIA, 4 Maret 2001
25.
D a s i, harianWARTA
KOTA, 28 Maret 2004.
26.
Biduan Dangdut,harianSEPUTAR INDONESIA,13
November 2005
27. Aku
Mendengar Semuanya, harianSEPUTAR INDONESIA, 28
Mei 2006
28. Mat
Tonggos, harianSEPUTAR INDONESIA, 10
September 2006
29. Panjak
Lenong,harianSEPUTAR INDONESIA, 04 Februari 2006
30. Cerai,harianSUARA PEMBARUAN, Minggu,
20 Juli 2008
31. B L
T,harian SEPUTAR INDONESIA, 9 November 2008
32. Pernikahan
Ibu, majalahFEMINA, No. 50/XXXVII. 19-25 Desember 2009
0 comments:
Posting Komentar