Cerpen Zaenal Radar T.
Dimuat di majalah Ummi, No.5/XVII/Sept.2005/ 1426 H
Dimuat di majalah Ummi, No.5/XVII/Sept.2005/ 1426 H
gbr: kompasiana.com |
Tidak biasanya Virgi bangun
pagi-pagi sekali. Sudah tiga hari ini dia bangun lebih cepat dari biasanya.
Penyebabnya karena celananya selalu basah setiap kali bangun. Oh, ternyata
Virgi mengompol!
Meskipun mengompol,
Virgi tak mau mengaku pada ayah dan ibunya. Virgi merahasiakannya dengan cara
menyembunyikna sprei dan selimut tidurnya. Selain itu Virgi memohon pada mbok
Iyem, pembantunya, agar tak memberi tahu ayah dan ibunya bila ia mengompol.
“Biar bagaimana ayah dan
ibu jangan sampai tahu ya, mbok!”
“Memangnya kenapa, den?”
“Malu!”
“Malu?!”
“Iya mbok, masak jagoan ngompol!?”
Mbok Iyem cuma tersenyum
simpul. Tapi mbok Iyem sebal juga. Masak setiap hari harus mencuci dan menjemur
sprei dan selimut! Kalau sampai setiap hari, kasihan juga mbok Iyem! Apalagi musim hujan sudah tiba. Banyak
pakaian yang tidak kering sekali jemur!
Tapi meskipun begitu,
ayah dan ibu Virgi tidak tahu bila setiap hari sprei dan selimut Virgi
menggantung di jemuran belakang rumah. Mbok Iyem menjemur sprei-sprei itu bila
ayah dan ibunya Virgi sudah berangkat ke kantor. Dan buru-buru mengangkatnya
kembali bila mereka pulang. Virgi yang mengharuskan demikian.
Setiap hari ayah dan
ibunya Virgi tak ada di rumah. Mereka bekerja di sebuah kantor. Pergi pagi dan
baru kembali sore hari.
Sore ini ibu masuk ke
kamar Virgi. Ibunya kaget melihat sprei dan selimut Virgi yang lain dari
kemarin.
“Lho, perasaan sprei
kamu ganti-ganti terus, Gi?!” tanya ibu.
“Kan kotor, bu!
Memangnya ibu senang ya, kalau Virgi tidur di sprei dan selimut kotor?!”
“Ya nggak dong, sayang. Tapi, masak setiap hari kotor? Makanya, kalau mau tidur jangan pakai baju
kotor!”
“Ya nggak dong, bu!
Virgi kan jagoan!”
Di rumahnya Virgi memang
selalu mengaku jadi jagoan. Itu adalah julukan yang diberikan ayah untuknya.
Bila tak mau disuruh belajar, Virgi dibilang bukan jagoan. Maka Virgi mau belajar,
agar dibilang jagoan. Karena menurut ayahnya, semua jagoan harus rajin belajar.
Begitupula bila tak mau disuruh membeli sesuatu ke warung depan rumah, bila
Virgi tidak mau maka Virgi dibilang bukan jagoan.
“Eh, jagoan. Tolong dong
belikan si mbok minyak sayur!” perintah ayah, waktu ibu dan mbok Iyem sibuk
bikin pisang goreng. Virgi langsung bergegas mengambil uang dan berlari ke warung depan rumahnya. Coba bila
tak dipanggil jagoan, Virgi suka malas-malasan jika diperintah.
***
Suatu hari ibu tidak
masuk kantor. Ibu tidak masuk karena cuti. Dan saat itu Virgi ngompol lagi.
Virgi menyembunyikan spreinya di kolong tempat tidur agar ibunya tidak tahu.
Virgi mengganti spreinya dengan sprei yang baru. Ia tidak menyuruh mbok Iyem,
melainkan menggantinya sendiri.
Namun sorenya, ibu masuk
ke dalam kamarnya. Ibu ingin bertanya tentang pelajaran apa saja yang dipelajari Virgi di sekolah.
“Baguslah kalau kamu
bisa menyelesaikan semua soal-soal itu,” puji ibu, waktu Virgi bilang ia mampu
menyelesaikan ulangan matematikanya.
“Namanya juga jagoan,
bu!” kata Virgi, menyombongkan diri.
“Ngomong-ngomong, kok
kamar kamu bau pesing sih?” usik Ibu, sambil melihat-lihat ke seluruh ruangan.
“Mati aku!” bathin Virgi, menyadari akan perbuatannya pagi ini. Ia ingat sprei
yang ia taruh di kolong tempat tidurnya.
“Kamu ngompol ya, Gi?”
desak ibu, sambil terus mengendus-enduskan hidungnya
“Ee... ee....” Virgi
mendadak gugup.
“Wah, wah...! Sudah
besar kok masih ngompol!” sambung ibunya, membuat Virgi semakin gugup saja.
“Maaf bu...” kata Virgi
akhirnya, lalu “Virgi juga nggak tahu kenapa, sekarang ini Virgi sering
ngompol...”
“Hmm, pantas saja sprei
kamu sering ganti? Sprei yang kemarin kemana?” selidik ibu.
Rupanya selama ini ibu
selalu memperhatikan kamarnya. Merasa aneh dengan sprei Virgi yang sering
gonta-ganti. Dan sebenarnya, ibu sudah
mendapat laporan dari mbok Iym semalam, waktu ibu menanyakan tentang hal ini.
“Jadi, selama ini kamu
sering ngompol, yah?”
“Ee... eee... iya, bu.
Tapi Virgi nggak sengaja...”
“Mana ada orang ngompol
sengaja, Gi...!”
Pada saat itu ayah
pulang. Ayah memanggil Virgi.
“Jagoan! Ayah
pulang! Tolong ambilkan sandal ayah!”
Virgi keluar dengan
malas, lalu mengambilkan sandal untuk ayah.
“Lho!? Kenapa muka kamu
cemberut begitu, Gi? Dimarahin ibu, ya? Makanya, jadi jagoan jangan bandel!”
kata ayah, melihat raut wajah Virgi.
“Virgi ngompol, yah...”
ujar Virgi, sambil menunduk.
“Hahaha, jagoan kok
ngompol?! Jagoan ompol, dong!” ayah malah tertawa.
“Ayah, kok malah
tertawa...?” protes ibu, sambil mengambil tas kerja ayah.
“Makanya, kalau mau
tidur ke kamar kecil dulu! Mulai
sekarang, kamu harus pipis dulu sebelum tidur. Kalau sedang tidur kamu kepingin
kencing, jangan ditahan-tahan! Masak jagoan takut ke kamar kecil?!!” nasihat
ayah panjang lebar.
Alhamdulillah, sejak saat itu, Virgi selalu ke
kamar kecil bila mau tidur. Dan ia tak lagi menahan-nahan pipis bila tengah
tidur. Sejak saat itu pula ia tidak mengompol lagi. Dan itu berarti, ayah tak
akan pernah lagi memanggilnya si jagoan
ompol!***
0 comments:
Posting Komentar