Cerpen Zaenal Radar T.
Sumber: Harian POS KOTA, No. 13762, Minggu, 06 Maret 2005
Sumber: Harian POS KOTA, No. 13762, Minggu, 06 Maret 2005
photo: deltafm.net |
Sudah
hampir seminggu ini Papa dan Mama tak melihat Virgi tersenyum. Kalau bicara,
Virgi selalu menutup mulutnya. Selain itu, akhir-akhir ini ia jadi pendiam.
Virgi benar-benar berubah. Papa dan Mamanya heran bukan main.
“Kamu
kenapa, Gi?”
“Kamu
sakit?”
“Nggak,
Pa, Ma, Virgi baik-baik aja.”
“Terus,
kenapa jadi pendiam begini? Kenapa kalau ngomong mulutnya ditutup?!”
“Anu,
Ma, Virgi...”
Akhirnya
Virgi cerita pada Papa dan Mamanya. Kalau selama ini Virgi tak mau tersenyum
dan selalu menutup mulutnya bila bicara, adalah karena ia takut disebut Si
Ompong. Hal ini pun tidak hanya dilakukan di rumah. Di sekolah pun Virgi
melakukan hal yang sama. Penyebabnya karena saat ini gigi tengahnya ompong! Ia
tidak mau disebut si Ompong seperti
Didi.
“Hahahaha...!”
Papa dan Mama tertawa terbahak-bahak. Virgi tidak tertawa, meski sebenarnya ia
ingin. Kalau ia tertawa, ia takut giginya yang ompong dan keropos itu
kelihatan.
“Papa
dan Mama nggak akan menyebutmu Ompong! Hayo, tertawa saja!” ujar Papa.
“Hahahaha...!”
akhirnya Virgi tertawa, tetapi sambil menutup mulut dengan jari-jari tangannya.
“Kalau
mau ketawa jangan malu-malu! Buka saja!”
“Hahaha...!”
Virgi tertawa lagi sambil membuka
jari-jari yang menutupi mulutnya, maka ketika ia tertawa giginya yang ompong
kelihatan!
“Kamu
nggak usah khawatir, Gi. Suatu saat gigi kamu pasti akan tumbuh lagi!” ujar
Papa.
“Iya,
Gi. Dan nanti kamu jangan terlalu banyak makan yang manis-manis, kalau gigi
kamu ingin kuat.”
“Ooh,
jadi nanti gigi Virgy akan tumbuh lagi, yah...?”
“Iya.
Makanya, kamu nggak usah khawatir...!”
“Kalau
gigi Kakek, bisa tumbuh juga? Kakek kan
ompong??!!” tanya Virgy lagi.
Papa
dan Mama tidak menjawab. Mereka tersenyum sambil menggeleng.***
0 comments:
Posting Komentar