Mamat Metro

Mamat Metro

Film Ngenest

Kalo Kagak Nongton bisa Ngenes

Oleh Zaenal Radar T.



Dalam KBBI emang gak ada kata 'ngenest'. Yang ada adalah 'ngenas', yang berarti pedih hati, bersusah hati. Jika menjadi imbuhan, 'mengenaskan' berarti menimbulkan rasa pedih di hati. Dan Sutradara film Ngenest sekaligus penulis trilogi bukunya dengan judul yang sama, Ernest Prakasa, seolah ingin menyampaikan kepada penonton tentang kengenesannya menjadi Cina. Barangkali ini cerita yang dipunguti Ernest dalam keseharian sejak dia kanak-kanak sampai dia berkeluarga, sebagai orang Cina yang suka dibully di tengah-tengah pribumi?

Sejak film ini dibuka, kita menemukan sosok Ernest kecil yang baru masuk SD, tapi sudah dibully oleh teman-teman sekolahnya, dikata-katai Cina, orang yang matanya sipit, atau kalau kasarnya orang akan bilang ke Ernest, "Eh, elo tidur kok bisa jalan?" Menguatkan ejekan tentang kesipitannya. Cerita nih filem berjalan linier dan selow untuk diikutin, sampai akhirnya Ernest melanjukan sekolah ke SMP, SMA dan kuliah di sebuah Universitas. Sampai di sini, kita disuguhin pegimana lika liku Ernest sebagai cowok Cina. Ini membuat kita jadi penasaran, apa hal-hal yang dilalui Ernest saat dia kuliah sampai dia kawin? Perlakukan apa lagi yang dilakukan orang-orang di sekitar terhadap ke-Cinaan Ernest?



Film 'Ngenest' yang diproduksi rumah produksi Starvision, dijadwalkan tayang pada tanggal 30 Desember 2015. Barangkali memang dipersiapkan sebagai film akhir tahun. Film ini selain dibintangi oleh Ernest sendiri yang keserakahannya menurun dari pendahulunya, Raditya Dika (Penulis, Sutradara sekaligus pemain, atau sekalian gotong-gotong kabel juga dia sendiri kali ya? Hahaha) juga ada bintang-bintang lain yang sudah cukup ternama serta pendatang baru, sebuat saja Fery Salim,  Morgan Oey, Olga Lydia, Kevin Anggara, Lala Karmila, dan sederet nama yang udah kita sering lihat sebagai komik (pelaku Stand Up Comedy) nyang belakangan ini wara wiri di layar kaca kita. 

Film ini lumayan asyik ditonton, terutama saat kemunculan Ernest remaja yang kuliah di Bandung, sejak dia berpacaran dengan cewek pribumi yang selama ini dicari-carinya, Meira (Lala Karmela), sampai akhirnya Ernest harus berhadapan dengan sang calon mertua lelaki berkumis baplang. Dialog setiap karakter dibuat natural dan komedi yang tidak memaksa penonton untuk tertawa. Sebagai catatan, ada beberapa adegan yang harus dihindari oleh anak di bawah umur, karena menurut saya agak-agak vulgar. Film ini bukan film keluarga, lebih cocok untuk anak-anak muda atau penonton dewasa. 

Selamat menonton dan selamat tertawa, sebelum tertawa itu di larang Pak Lurah. :)***





Share on Google Plus

About zaenal radar

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Cowok Romantis

Cerpen  Zaenal Radar T. Dimuat majalah Gadis , No.30   11-20 November 2008 gbr: premiumtours.co.uk Bagiku, Palris cowok rom...