sinetron series
HAJI MEDIT
Oleh: Zaenal Radar T.
HAJI MEDIT (Screenplay, SCTV, 2012) sebuah judul serial yang naga-naganya berusaha menandingi TUKANG BUBUR NAIK HAJI___TBNH (RCTI) yang sudah jauh lebih dulu tancap gas. Tetapi apalah daya, serial itu hanya bertahan tayang beberapa episode saja, karena rating/share yang tidak memuaskan. Apa yang menyebabkan penonton tidak menyukainya? Mari kita perhatikan konten-nya.
Serial HAJI MEDIT (Screenplay, SCTV, 2012) |
HAJI MEDIT bercerita tentang seorang haji yang terkenal pelit, medit, kikir, dan perhitungan banget soal apapun. Sehari-hari Haji Medit dan keluarga berjualan soto kambing. (bandingkan dengan Haji Sulam di TBNH, yang berjualan bubur ayam). HAJI MEDIT bersaing dengan tukang sate tegal, dan sejak awal episode sudah memperlihatkan keributan akbat ketidak sukaan Haji Medit terhadap pendatang yang baru mulai berdagang di dekat lapaknya. Setelah itu, terjadi persaingan antara Haji Medit dan tetangga barunya itu. Seringkali Haji Medit menindas tetangganya, dan dibalas lagi oleh tetangganya itu.
Sampai di sini, di mana empati penonton terhadap karakter utama serial ini. Pelajaran pertama ketika saya menulis serial apapun, yang menjadi konsen saya adalah, jadikan karakter utama kita disukai banyak orang, bangun empati penonton pada karakter utama, biarkan dia bersabar meskipun mendapat penindasan di sana sini. Dan satu hal lagi, berikan pelajaran/balasan buat si penindas karakter utama, tetapi balasan itu bukan semata-mata dilakukan dengan sengaja oleh si karakter utama kita, melainkan karena dampak atau ulah si penindas tadi. Kalau penonton sudah menyukai karakter utama kita, maka bukan tidak mungkin mereka akan terus setia mengikuti alur cerita yang kita buat.
thriller Haji Medit (Screenplay, SCTV, 2012)
Kalau boleh membandingkan, cobalah menengok serial TBNH, dimana diceritakan sang karakter utama Haji Sulam yang selalu mendapat penindasan dari Haji Muhidin, namun Haji Sulam tetap bersabar bahkan kerap membuat Haji Muhidin dan istrinya kecele. Inilah yang disukai oleh penonton terhadap karakter utama. Atau pada serial si Entong (TPI), yang karakter utamanya selalu mendapat gangguan dari Memet, lawannya. Namun Entong selalu beruntung. Contoh lainnya, Emak Ijah, dalam serial EMAK IJAH PENGEN KE MEKAH, yang selalu mendapat teror dari HAJAH IDA, tetangganya yang kaya raya tetapi sombong. Namun Emak Ijah tetap sabar, dan Hajah Ida sering kena tulah/balasan akibat dari perbuatannya, bukan balasan dari Emak Ijah tapi dari hal lain. Entah keserempet motor, kejeblos got, dan lain-lain. Karena kita tidak ingin penonton melihat karakter utama-nya memiliki sifat-sifat buruk.
Sampai di sini, jelas sudah bagaimana sebaiknya kita memperlakukan karakter utama kita, merawatnya, menjaganya, menghindari dari imej yang tidak disukai penonton.***
0 comments:
Posting Komentar