Oleh: Zaenal Radar T. (*Bengkel Sastra Pamulang)
Wara Wiri Ramadhan, tayang di Trans7 pada bulan puasa thn 2009 dan 2010. |
Komedi dalam bahasa Yunani berarti : κωμῳδία, kōmōidía, yakni suatu karya yang lucu yang pada umumnya bertujuan untuk
menghibur, menimbulkan tawa, terutama di televisi, film, dan lawakan.
Dalam seni teater, terutama teater Barat, komedi juga merupakan salah satu genre teater yang berasal dari Yunani Kuno. Sementara pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), komedi/ko·me·di/ /komédi/ n
sandiwara ringan yang penuh dengan kelucuan meskipun kadang-kadang
kelucuan itu bersifat menyindir dan berakhir dengan bahagia; drama ria.
Nah, dalam kesempatan ini saya akan membahas komedi religi, yaitu komedi bertema agama, dimana kita menghibur orang dengan tawa sekaligus menyampaikan dakwah. Unsur religinya ada, unsur menghiburnya juga ada. Dalam kesempatan ini, yang akan saya jadikan acuan adalah program religi Wara Wiri Ramadhan (WWR).
Wara Wiri adalah sebuah program yang sudah ada di Trans7, dengan host dua makhluk kocak, Komeng dan Adul. Konsep Wara Wiri Ramadhan tentu saja berbeda dengan Wara Wiri Ramadhan (yang tayang pada bulan ramadhan). Karena unsur dakwah yang kental, maka tokoh Ustadz mau tidak mau dimunculkan. Dan yang menjadi pilihannya Ustadz Subki Al-Bughury. Selain tiga tokoh tersebut, ada pula tokoh-tokoh suporting lainnya yang menjadi pemain pendukung.
Sebagai konten cerita, dua sumber menjadi acuan, yakni Al-Quran dan Hadits nabi. Inti dari cerita WWR adalah bagaimana pandangan awam terhadap Al-Quran dan Hadits yang musti diterapkan dalam keseharian, dimana para tokoh-tokohnya selalu salah dalam menerapkannya, sehingga menjadi sebuah kelucuan, namun tidak menyinggung ataupun melecehkan. Sehingga pemirsa bisa tahu isi dari Al-Quran dan Hadits sambil merasa terhibur bahagia.
Sebagai contoh, Komeng dan Adul tengah rapat bersama anak-anak muda remaja masjid. Mereka akan mengadakan acara keagamaan. Supaya acara ini tidak memakan banyak biaya, maka penceramahnya disampaikan oleh anggota pengajian. Komeng bersedia jadi penceramah, apalagi Ustadz bilang, "Sampaikan walah satu ayat." Komeng pun mengerti. Maka pada acara keagamaan tersebut Komeng pun ceramah. Dia ingat pesan Ustadz, sampaikan walau satu ayat. Komeng cuman menyampaikan Alif Laaam Miimmm... setelah itu dia ngucap salam penutup! Warga bingung. Ustadz heran. Saat Ustadz tanya ke Komeng, Komeng jawab... "Kan Ustadz yang bilang, sampaikan walau satu ayat???"
Wara Wiri Ramadhan ditayangkan dua bulan ramadhan, yaitu ramadhan tahun 2009 dan 2010 di Trans 7.
Pada bulan Ramadhan berikutnya, karena broadcast lain tertarik, model komedi WWR ini dibuatkan versi lainnya, yakni anak-anak. Tayangan tersebut diberi judul; Cerita Anak Langitan, yang tayang di RCTI tahun 2011.
Cerita Anak Langitan, Produksi Lunar Film, Tayang di RCTI, 2011 |
Tidak cukup sampai di situ, pada Ramadhan selanjutnya, pada 2013 ditayangkan di stasiun teve lain, dengan judul Kisah dari langit, tayang di ANTV.
Kisah Dari Langit, tayang di ANTV |
Pada Ramadhan tahun berikutnya,tayangan sejenis muncul di TVRI dengan judul yang berbeda, namun premis yang agak-agak mirip. Lucu, ya? Ya begitulah. Jadi kayak komedi!!! :(
Santri Cilik, tayang di TVRI |
*)Bengkel Sastra Pamulang adalah sebuah komunitas penulis naskah / skenario sinetron.
0 comments:
Posting Komentar