Oleh: Zaenal Radar T.
Katanya cinta datang dari mata turun ke hati. Gimana kalo ide ternyata datang dari mata ke pikiran? Setuju? Setuju gak setuju harus setuju!!
Sebenarnya bukan hanya apa yang kita lihat saja yang bisa menjadi ide. Yang kita rasakan pun, misal jatuh cinta, atau yang kita dengar, misalnya curhat ibu-ibu sama tukang sayur, dan lain-lainnya, bisa menjadi sebuah ide. Selanjutnya tinggal bagaimana kita merangkainya.
Suatu hari, saat melihat sebuah iklan firefox di internet, saya dan teman-teman team penulis membayangkan, bagaimana kalau tayangan di iklan ini bisa kita pakai untuk tokoh serial?
Satu karakter yang bakalan menjadi pembawa cerita ketemu, dan setelah diramu akhirnya kita menemukan karakter-karakter lainnya. Serial ini kita beru judul: SI MAMAT ANAK PASAR JANGKRIK. Karakter utama yang bernama Si Mamat memiliki kemampuan luar biasa, dimana setiap gerakan tangannya bisa seperti apa yang terlihat di iklan. Iklan itu benar-benar menginspirasi!
Si Mamat Anak Pasar Jangkrik diproduksi Starvision, dan ditayangkan di stasiun TPI, tahun 2010.
Nama Pemain Sinetron Si Mamat Anak Pasar Jangkrik:
- Ilham Aji Santoso berperan sebagai Si Mamat
- Ramzi berperan sebagai Bang Sidik
- Adam Jordan berperan sebagai Sanip
- Derry 4 Sekawan berperan sebagai Kusni
- Sarah Shafitri berperan sebagai Ustadzah Anisa
- Desi Florita (Kia Florita) berperan sebagai Neneng
- Meny Agus Nori berperan sebagai Ida
- Fathur Rahman Hadi berperan sebagai Eko
- Ony SOS berperan sebagai Amsir
- Fairuz A.Rafiq berperan sebagai Sarti
- Dona Amelia berperan sebagai Rita
- Baron Yusuf Siregar berperan sebagai Samsu
- Sheina Abdat berperan sebagai Ella
- dll
Sinopsis:
Mamat adalah anak berumur 9 Tahun yang memiliki
kekuatan aneh bin ajaib, tetapi cuma digunakan untuk kebaikan dan menolong
orang yang lemah. Hanya Bang Sidiq, 35 th, yang tahu kekuatan yang dimiliki
Mamat.
Mamat yang memiliki kesaktian menjadi anak yang
serba mudah. Menyikat gigi tinggal menggosokkan telunjuk yang dijadikan
sikatnya. Nyukur kumis Bang Sidiq tinggal menempelkan jemari maka berubah jadi
cukuran. Celana robek tinggal menempelkan jemari dan celana terjahit dengan
sendirinya. Menghilangkan benda dengan kekuatan tangan bukan hal yang susah.
Dan masih banyak lagi kemampuan Si Mamat.
Di kampung Mamat Tinggal sebagai anak angkat Bang
Sidiq. Maklum kedua orang tua Mamat sudah meninggal. Babehnya hanyut ditelan
banjir Jakarta. Nyaknya tewas ditubruk becak di dekat lampu merah. Mamat
ditemukan Bang Sidiq di pasar Jangkrik. Mamat banyak membantu Bang Sidiq
sebagai penjual batu akik.
Sehari-hari Mamat berteman dengan Ela, 9 th, putri
Bang Amsir yang punya jabatan sebagai tukang parkir pasar. Mereka satu sekolah,
di sekolah gratis di kolong jembatan. Yang mengajar Ustadz Gozali, mahasiswa
universitas negeri beragama yang tidak punya ijazah.
Ada Sanip, duda keamanan pasar yang sombongnya
minta ampun. Pekerjaanya merangkap jadi tukang tempel pedagang kaki lima. Sanip
punya seorang anak bernama Samsudin, biasa disebut Samsu. Tabiat Samsu seperti
babehnya, anak yang sombong dan selalu berlagak seperti bos. Samsu punya dua
anak buah, Ida dan Eko. Mereka satu sekolah dengan Mamat.
Ida sangat menyukai Mamat, tapi Mamat biasa-biasa
saja padanya. Samsu menyukai Ela, tapi Ela diam-diam menyukai Mamat. Samsu
ingin dianggap sebagai anak yang terhebat, tetapi selalu kalah oleh Mamat yang
memiliki kekuatan super ajaib.
Sanip sangat mengagumi Sarti, janda penjual jamu
yang mangkal di pasar jangkrik. Tetapi Sarti malah menyukai Bang Sidiq. Sanip
juga mencintai Neneng si penjual sayur, tetapi Neneng mengagumi ustadz Gozali.
Memang aneh, meskipun banyak uang receh, Sanip nggak disukai perempuan.
Sanip banyak uang karena suka banget korupsi, dan
pelitnya nggak ketulungan, selalu ingin di pandang orang. Antara Sanip dan Bang
Amsir kadang bersaing, meski sama-sama pengelola pasar.
Konflik cerita diangkat dari masalah Mamat dan
Samsu Cs, sementara orang dewasa sebagai subflot cerita. Tema cerita diangkat
dari keseharian, realita yang bisa jadi ajaib, hal-hal yang unik, sehingga akan
tetap menarik.
0 comments:
Posting Komentar