Mamat Metro

Mamat Metro

Manfaat 'Makhluk' Bernama Televisi

Oleh: Zaenal Radar T.


Dalam film Drishyam (Panorama Studios, 2015), tokoh utama Vijay Salgaonkar digambarkan sebagai ayah yang gemar menonton film di televisi, di kantornya yang sempit dengan satu karyawan menyebalkan. Vijay seorang lelaki yang tidak berpendidikan, namun dia banyak belajar tentang kehidupan dari film televisi yang ditontonnya. Ini film dengan alur yang luar biasa, menurut saya. Kita selalu terkecoh dengan premis yang ada, dan pada setiap babak akan datang kejutan-kejutan dari film ini. Namun yang menjadi point saya adalah, ada beberapa masalah yang menimpa Vijay dan keluarganya, atau masalah orang lain, dapat dipecahkan oleh Vijay dengan potongan flashback kejadian di televisi yang pernah ditontonnya! Masalah dalam kehidupan sehari-hari, bisa dipecahkan dengan masalah yang terjadi dari sebuah kejadian cerita di teve. (masalah yang dihadapi, sama dengan masalah yang terjadi di televisi yang ditontonnya). Bukankah film atau cerita di televisi adalah cermin dari kehidupan kita? __kalau acaranya bukan hal yang menjual mimpi? :(



Film India : Drishyam (Panorama Pictures, 2015)

Dari dulu, saya sendiri termasuk orang yang  tergila-gila dengan acara televisi. Hal ini berlangsung sejak kecil sampai remaja. Mungkin karena saya kurang hiburan, dan tidak ada tempat gratis selain teve yang bisa saya nikmati. Dulu sekali, meskipun saya menonton teve menumpang dengan tetangga sebelah, sesekali saya mencatat apa-apa yang saya tonton, lalu saya mengira-ngira apakah saya mampu membuat acara seperti yang saya tonton. Kebiasaan menonton teve semakin lama semakin membuat bosan, sampai akhirnya, saat saya sudah menulis ribuan episode acara teve kayak sekarang ini, kejenuhan baru muncul. Sebabnya adalah, barangkali karena tidak ada sesuatu yang orsinil, baik konsep maupun cerita dari acara-acara yang saya tonton. Dan memang, ternyata tidak ada cerita yang orsinil. Sebagai seorang kreatif, kita hanya butuh mengobrak-abrik ide yang mirip dengan konsep yang sudah ada, mengembangkannya, membuat perubahan-perubahan di sana sini supaya tidak mirip-mirip amat dengan acara sebelumnya.

Pada 2011, saya dan team menulis kisah tentang seorang anak yang ingin sekolah, sambil membantu orangtua. Judulnya; Si Mamat Anak Metropolitan (Lunar Film, B Chanel). __sekarang B Chanel berganti nama menjadi RTV.


Serial anak, Lunar Film, B Chanel, 2011


Serial ini tayang lima kali dalam seminggu, dan saya merasa enjoy menulisnya karena banyak pesan yang bisa disisipkan. Meskipun B Chanel televisi swasta baru, tentu tidak mengesampingkan tuntutan rating. Si Mamat Anak Metropolitan tayang 180 episode (saya dan tim menulis 160 episode, 20 sisa dikerjakan oleh tim lain karena sesuatu hal).  

Soal menonton televisi, tentu saja ada banyak pihak yang menentangnya. Televisi menimbulkan banyak dampak buruk, sebab tayangan yang "tidak senonoh" akan menjadi contoh bagi yang menontonnya. Buat saya, tegantung acara apa yang kita tonton. Yang jelas, menonton televisi sebagai penikmat tok (cuma menonton saja), tanpa berpikir untuk memperbaiki isi tontonan, memang hal yang bisa dibilang membuang-buang waktu. Tetapi jika yang menonton merasa terhibur, menjadi bahagia, tidak ada salahnya. ***

Share on Google Plus

About zaenal radar

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Cowok Romantis

Cerpen  Zaenal Radar T. Dimuat majalah Gadis , No.30   11-20 November 2008 gbr: premiumtours.co.uk Bagiku, Palris cowok rom...