Mamat Metro

Mamat Metro

Perjalanan


Aku berusaha mengetik apapun yang terlintas di kepala. Sesuatu yang tidak pernah direncanakan. Yang tidak diminta siapapun. Bukan tulisan pesanan. Eh, apakah seseorang baru menulis kalau sudah dipesan? Bisa ya, bisa tidak. Penulis profesional bisa jadi baru menulis saat seseorang memesannya. Tapi bisa jadi dia menulis tidak perlu dipesan dulu, dia menulis apa yang dia suka, dia minati, lalu tulisan itu dijual. Tapi apakah seseorang menulis harus untuk dijual? Ya, namanya saja profesional. 

Apalagi, ya? Mau nulis soal koboy jalanan rasanya basi. Sudah banyak dibahas di medsos, 'barang' yang selalu meninggalkan kecepatan berita-berita di teve-teve. Mau ngomong teroris takut. Bahas yang lain saja. Apa, ya? Coba dipikir-pikir dulu. Apa nulis cerita pendek aja? Eh, apa gak bosen nulis yang itu-itu aja. Mau nulis novel, kok aku ngerasa udah banyak sekali novel ditulis orang? Ngeri juga kalo buka platform berisi novel-novel itu. Begitu banyaknya. Siapakah orang yang sudi membacanya? Berapa banyak orang mau mengeluarkan uang demi membaca tulisan orang lain di gadget? 

Sampai detik ini aku salut dengan orang-orang yang rajin menulis novel di platform. Mereka itu keren. Dulu penulis jenis itu hanya dilakukan oleh para scriptwriter atau penulis iklan yang mengalami deadline. Nah, sekarang menulis novel di platform kabarnya pakai deadline. Gak bisa sesuka-sukanya, gak boleh semaunya, karena ada tenggat waktu. Pertanyaanya, apa asyiknya menulis ditekan-tekan, apa enaknya menulis dipaksa-paksa...? Mungkin enak, mungkin asyik, mungkin...

Sebagai pemanasan kayaknya cukup. Dan ini terlalu formal. Mungkin hal yang gak gitu disukai khalayak, menulis dengan bahasa baku. Kurang ngalir. Gak nyantai... Lain kali harus pake bahasa yang cair aja. Orang marketing berkata, percuma lu nulis bagus tapi yang baca sedikit? Eh, coba deh nulis bagus dan banyak yang baca.

Makin ke sini makin ngaco, kan...? Semangkin gak karuan.

Yaaa, mohon maklum, namanya baru belajar nulis lagi...

Ngomong2 barusan gw nonton film Banksterzy, pilem Polandia yang lumayan sih ceritanya. Film yang bikin gw jadi takut kalo pinjem uang di bank. (Ya, ya... untuk sementara gw nonton film fungsinya buat pelajaran hidup, selain penasaran sama ceritanya.) ini posternya:

 


*notes: judul dan isi tulisan gak harus selalu nyambung



 

Share on Google Plus

About zaenal radar

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Cowok Romantis

Cerpen  Zaenal Radar T. Dimuat majalah Gadis , No.30   11-20 November 2008 gbr: premiumtours.co.uk Bagiku, Palris cowok rom...