DORMAN (Garry Iskak) adalah Preman Pasar Baru yang
ditakuti dan disegani oleh para pedagang pasar, pengunjung pasar bahkan oleh
warga tempat di mana Dorman tinggal. Ini terbukti, ketika DORMAN yang baru
keluar dari penjara, semua orang pada takut. ASEP (Aden Bajaj), JONI (Isa Bajaj) dan KUBIL (Melky Bajaj) adalah anak
buah DORMAN. Mereka kerap kali kesulitan
meminta jatah keamanan pasar kepada pedagang. Tetapi ketika melihat
DORMAN sudah keluar dari penjara, para
pedagang
pun langsung ketakutan dan memberikan uang keamanan. ASEP, JONI dan KUBIL
senang melihat DORMAN keluar dari penjara, mereka bersemangat meminta uang
kemanan kepada para pedagang.
DORMAN selalu bermimpi naik haji setelah dia
mendapatkan peci haji pemberian salah seorang pedagang yang dimarahinya. DORMAN
tiba-tiba memutuskan insyaf, dan ingin naik haji! ASEP, JONI dan KUBIL
berhasil mendapatkan banyak uang untuk setoran ke DORMAN, tapi DORMAN yang sudah insyaf menolaknya. DEEGGG...!!! ASEP, JONI dan KUBIL melongo
tidak percaya dengan ucapan DORMAN. Hal itupun mereka adukan ke ONENG (Yeyen Lidya), istri DORMAN. Oneng yang kaget mendengar
DORMAN telah insyaf langsung shock, seperti kesamber petir di siang bolong untung kagak gosong! ONENG tidak suka DORMAN insyaf,
karena biasanya preman insyaf cepat mati.
Ketika DORMAN
baru berniat untuk insyaf
jadi preman, ada saja cobaannya. Sewaktu dia sedang berjalan, tiba-tiba ada mobil mewah melintas di hadapannya dan
melindas botol air mineral. Air tersebut muncrat ke wajah dan baju
DORMAN. Darah preman Dorman
langsung mendidih, ia teriaki pengendara mobil “WOOOY…!!!” Pengendara mobil turun. Ternyata dia cowok keren yang masih ABG dan lagaknya tengil, yaitu BOY. BOY anak orang kaya, yang
nantinya kita ketahui adalah anak SOBRI, Preman kampung sebelah yang pernah
dihajar dan dipermalukan oleh DORMAN
di depan umum. DORMAN tidak mengetahui kalau BOY anak SOBRI. BOY yang tengil langsung menyalahkan dan menantang DORMAN
untuk berkelahi, DORMAN berusaha untuk menahan diri dan selalu istighfar agar tidak perpancing emosinya.
Begitu melihat
DORMAN hendak dihajar oleh BOY, datanglah ASEP, JONI dan KUBIL untuk menghajar
BOY tapi malah mereka yang kena gampar oleh DORMAN. Ketiganya jadi bingung
sambil menahan sakit. BOY pun pergi dengan gaya tengilnya.
Sementara itu di
rumah, ONENG bersikeras tidak akan membiarkan
DORMAN insyaf, karena ONENG tacit
suaminya mati. ONENG tidak mau DORMAN insyaf dan mati meninggalkan ONENG. ONENG takut jadi janda. Padahal kalau sudah jadi janda, ada RT
MANSUR atau yang biasa disebut RT ACUNG yang siap menerimanya. RT ACUNG adalah
ketua lingkungan sekaligus tukang kreditan. Pelanggan RT ACUNG termasuk ONENG,
yang sering lewat alias nunggak.
Beda halnya
dengan EMAK AMINAH, mertua DORMAN yang sholehah dan baik itu bersyukur kalau
DORMAN mau insyaf. Tapi EMAK
AMINAH heran karena sekian tahun menjadi preman dan sering
keluar masuk bui baru kali ini DORMAN ingin insyaf. DORMAN jelasin ke EMAK
AMINAH dan ONENG kalau DORMAN pengen insyaf lantaran DORMAN pengen naik haji.
EMAK AMINAH senang sekali, sementara ONENG masih tetap dengan pendiriannya
kalau dia tidak mau DORMAN insyaf.
DORMAN yang insyaf datang ke rumah H. APANG, bandar bubur
ayam. Ketika DORMAN datang, H. APANG dan UDIN asistennya, terlihat ketakutan. DORMAN dihormati dan
hendak dikasih uang, namun kedatang DORMAN bukan untuk meminta jatah keamanan
tapi DORMAN ingin melamar jadi tukang bubur. H. APANG dan UDIN kaget dan tidak
percaya. DORMAN jelasin kalau dia sudah insyaf jadi preman dan pengen
naik haji. H. APANG dan UDIN semakin tidak percaya. Entah dengan tulus atau
terpaksa takut gerobak bubur dihancurin DORMAN, DORMAN pun dikasih kerjaan jadi
tukang bubur ayam.
Ketika DORMAN
menyatakan dirinya insyaf jadi preman, banyak sekali warga yang tidak percaya. Termasuk Maryam, kakaknya RT Mansur yang
pernah menjalin cinta dengan DORMAN dimasa muda. Ada lagi yang paling tidak
percaya, yaitu Hj. RIYA dan H. MARUK. Hj RIYA dan H MARUK selalu sentimen dan tidak suka dengan keluarga EMAK
AMINAH lantara punya menantu DORMAN, seorang preman dengan banyak tato dan suka buat resah warga.
Ketika DORMAN
keliling dagang bubur di depan rumah H. MARUK, DORMAN dianggap tengah memata-matai
rumahnya dan hendak mencuri. DORMAN berusaha sabar dan beristighfar.
ASEP, JONI dan
KUBIL jadi bingung dengan sikap DORMAN yang
sudah insyaf. Pedagang di pasar sudah mulai
berani tidak memberikan uang keamanan ke anak
buah DORMAN itu. Sekalipun dapat uang, ASEP,
JONI dan KUBIL bingung harus setor kemana? Anggapan mereka ONENG pasti sudah tidak mau
menerima uang keamanan pasar lantaran DORMAN sudah insyaf. Diluar dugaan mereka, ONENG datang dan
langsung mengambil duit setoran. “Hutang gue, beras gue, biaya kuliah Si Dora emang kudu dibayar pake insyaf? Jadi lo bertiga harus tetap setoran ke gue
biar kata Bang Dorman bilang udah insyaf!”. Asep Cs hanya mengangguk saja. Dan ONENG
meyakinkan ketiganya kalau ONENG
bakalan ngerayu DORMAN supaya gak insyaf, Asep Cs jadi senang sekali.
ONENG sendiri bingung bagaimana cara
meyakinkan suaminya agar tidak Insyaf. Apalagi DORMAN mulai mengajaknya solat
dan mengaji. Padahal DORMAN sendiri tidak bisa solat. Cara mengambil wudhu saja
DORMAN lupa. Pernah DORMAN solat bersama ONENG di rumah, dan dia menyuruh ONENG
yang masih hafal bacaan solat jadi imam. EMAK AMINAH yang melihatnya marah
sekali. EMAK meminta DORMAN belajar sama H APANG. H APANG kaget dan semakin
heran karena DORMAN kepingin belajar agama pada dirinya. Dari mulai belajar
wudhu, belajar tata cara solat, dan juga baca Al-Quran.
Insyafnya DORMAN
ternyata sampai juga ke telinga SOBRI, hal itu dimanfaatkan SOBRI untuk merebut
wilayah Pasar Baru,
daerah kekuasaan DORMAN. SOBRI menyuruh anak buahnya, RAMBO dan CODET untuk meminta jatah
keamanan di Pasar Baru. RAMBO dan CODET pun mulia meminta
jatah pasar, sampai akhirnya mereka bentrok dengan ASEP, JONI dan KUBIL. Di
situ terjadi perkelahian antara anak buah SOBRI dengan ASEP Cs. Karena RAMBO
dan CODET membawa
teman-temannya, ASEP CS kalah dan sampai dikejar-kejar ke tengah pasar. Beruntung Asep Cs bisa selamat.
ASEP, JONI dan
KUBIL mengadukan hal tersebut ke DORMAN. Namun mereka bukannya dibela malah dimarahi oleh DORMAN. Ketiganya disuruh tobat dan
cari kerjaan lain. Tapi mereka bingung mau kerja apa? “Jadi tukang bubur aja!” Asep, Joni, dan Kubil melongo. Emak
Aminah terlihat senang sementara ONENG jadi tambah kalut dan stres sendiri.
Akhirnya ketiga
anak buah DORMAN ngelamar juga jadi tukang bubur. H APANG dan UDIN jadi bingung
sendiri. H APANG jadi dilemma. DORMAN tidak
bawa setoran aja H. APANG dan UDIN gak berani ngomelin apalagi ketiga anak buah
DORMAN ikut dagang bubur, bisa bangkrut usahanya. Akhirnya Udin mencari akal
supaya ketiga anak buah Dorman tidak bisa dagang bubur, mulai gerobak bubur
diumpetin. Bahan-bahan buat dagang dibilang
habis,
dll.
Kondisi Pasar Baru semakin
kacau, pedagang mulai ditindas, dan pembeli pun tidak nyaman. Sampai akhirnya
datang pedagang memohon bantuan DORMAN untuk membantu mereka. DORMAN bimbang, karena khawatir dia akan
masuk lagi ke dunia preman, sementara hati kecilnya semakin yakin kalau dia
sudah benar-benar insyaf dan akan naik
haji.
Sampai suatu
saat DORMAN menolong orang dari perampokan. DORMAN yang diberi amplop berisi
uang oleh orang tersebut, meski DORMAN tidak meminta. DORMAN kaget ternyata
uang itu cukup buat umroh. Uang tersebut ia gunakan untuk umroh, tapi bukan
untuk dirinya melainkan untuk EMAK
AMINAH, karena DORMAN mendengar
celetukan kalau mertuanya saja belum pernah melihat Mekah, masak memantunya
yang masih muda sudah pergi duluan? EMAK AMINAH terharu sekali mendapat hadiah umroh dari menantunya yang
Preman Insyaf.
Masih banyak cobaan yang akan dihadapi DORMAN pasca menyatakan kalau dirinya telah insyaf. Warga masih banyak yang tidak percaya dan salah sangka dengan DORMAN, ekonomi keluarganya semakin sulit dan cobaan dari SOBRI yang masih dendam kusumat dengan DORMAN. mampukah DORMAN istiqomah untuk insyaf jadi Preman dan mewujudkan cita-citanya Pengen Naik Haji?
Semua terjawab dalam serial: APA KATA DUNIA, yang akan tayang di Trans7.
*)zaenal radar
0 comments:
Posting Komentar