Mamat Metro

Mamat Metro

Kejutan Buat Kakek

Cerpen  Zaenal Radar T.

Dimuat: KOMPAS Anak, Minggu, 07 Desember 2003


           
photo: fotografindo.com
           Minggu depan kakek ulang tahun. Ayah dan ibu mau buat kejutan.  Kami akan berkunjung ke rumah kakek secara diam-diam.  Membawa hadiah buat kakek.  Membuat makanan kegemaran kakek.  Melakukan apa saja, yang membuat kakek bahagia di hari ulang tahunnya.
Aku sendiri akan memberikan kakek hadiah dari hasil tabunganku.  Aku akan memberi kakek kail.  Aku tahu kegemaran kakek,  memancing di danau sambil membaca buku. Setiap ke rumah kakek, aku selalu menyempatkan diri memancing ke danau bersamanya.  Kupikir, kakek akan senang sekali menerima hadiah dariku!
Ayah dan ibu masih merahasiakan, apa hadiah yang akan mereka berikan untuk kakek.  Sore ini mereka mengajakku ke mal.  Pasti mau beli hadiah buat kakek.  Aku penasaran, apa sih hadiah yang akan mereka berikan untuk kakek?
Setibanya di mal, ayah dan ibu membawaku ke toko buku.  Hmm, jangan-jangan kakek mau diberi hadiah buku?  Setahuku, selain memancing, kakek senang membaca.  Di rumah kakek, terdapat sebuah lemari kayu yang terisi penuh oleh buku-buku.
“Ayah mau kasih kado buku, ya?” selidiku.
“Kita cuma mengantar ibu,” ucap ayah.
“Kado ibu buat kakek buku, ya?” tanyaku pada ibu.  Ibu tak menjawab.  Ibu hanya tersenyum.
“Rahasia, dong!” kata ibu.
Baiklah kalau begitu, gumamku dalam hati.  Aku pun akan merahasiakan kado ku pada mereka berdua.
“Kamu mau kasih kado apa buat kakek?” kali ini ayah bertanya padaku.  Ibu pun tampak antusias dengan pertanyaan ayah.  Seolah ingin tahu apa jawabanku.
“Rahasia, dong!” Jawabku, sambil membuang muka.  Ayah dan ibu pun tersenyum mendengarnya, lalu menjawel kedua pipiku dengan gemas! 

***

Kami berangkat ke rumah kakek siang hari.  Perjalanan ke rumah kakek memakan waktu  kurang lebih lima setengah jam.  Itu pun kalau tidak macet.  Kami akan tiba sore atau malam nanti. Dan kakek sengaja tak diberitahu lebih dulu.  Kami akan memberikan kejutan untuknya!
Baru seminggu lalu kami mengunjungi kakek.  Kami rutin mengunjungi kakek minimal dua kali sebulan, disetiap akhir pekan.  Kakek tinggal sendirian sejak nenek meninggal dunia setahun lalu.  Dan beliau bersikeras tinggal di rumahnya bersama seorang pesuruh, meski semua anak dan cucunya mengajaknya tinggal bersamanya.
“Ibu baru saja mendapat khabar dari handphone om Wawan.  Mereka sudah tiba lebih dulu di rumah kakek!”  ucap ibu, di tengah perjalanan.
“Jadi bukan cuma kita yang ke sana?” tanya ayah, yang duduk di sebelahnya sambil memegang kemudi.
“Rudi dan Ratna juga akan menyusul, kini sedang dalam perjalanan,” tambah ibu.
Wah, wah.  Rumah kakek bakalan kembali ramai, nih!.

***

Benar saja.  Setibanya di rumah kakek, sudah banyak anggota keluarga kakek berkumpul di sana.  Ada om Wawan, om Rudi, tante Ratna, dan anak-anak mereka.  Iyan, Adi, Linda, Sony, anak-anak om-om dan tanteku tampak tersenyum menyambut.
Namun begitu, aku tidak menemukan kakek diantara mereka.  Wah, Kakek ke mana, ya?
“Kata mang Domo, kakek belum pulang sejak siang tadi!” ujar om Wawan, tampak cemas.  Yang disebut mang Domo adalah, laki-laki setengah baya yang bekerja merawat kakek.
“Ke mana, ya...?!” ayah ikut bingung.
“Mang Domo juga tidak tahu!” sambar tante Ratna.
Akhirnya semua orang kebingungan.  Aku sendiri cuma bisa menduga-duga.  Mungkin kakek...
Segera saja aku mendatangi mang Domo di belakang rumah.  Aku minta mang Domo mengantarku menemui kakek.  Dan tak lupa membawa bungkusan hadiah yang kupersiapkan untuknya!  Aku ingin memberikan hadiah untuk kakek sebelum orang lain memberikannya.
“Kamu mau ke mana, Di?” tanya ayah.
“Mau jemput kakek!” kataku tegas.
Semua orang tampak terheran-heran.

***

Senja itu, sebelum hari gelap aku dan mang Domo sudah kembali bersama kakek.  Kakek tampak gembira sekali dengan kail baru pemberianku. 
O’ya, sebelumnya, aku dan mang Domo menyusul kakek ke danau, tempat biasa kakek mengajakku memancing.
Untung saja aku dan mang Domo menyusulnya.  Kalau tidak, kakek bisa tertidur semalaman di tepi danau itu!  Sebab, ketika aku dan mang Domo tiba, kakek tengah asyik terpulas sambil mendakap sebuah buku di tepi danau, beralas tikar pandan.
  Ketika kejadian itu kuceritakan, semua anggota keluarga kakek tertawa terpingkal-pingkal.  Kakek pun ikut tertawa.  Apalagi malam ini  anak dan cucu-cucu kakek berkumpul di rumahnya, memberikan hadiah ulang tahun untuknya!***
Share on Google Plus

About zaenal radar

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Cowok Romantis

Cerpen  Zaenal Radar T. Dimuat majalah Gadis , No.30   11-20 November 2008 gbr: premiumtours.co.uk Bagiku, Palris cowok rom...