Cerpen: Zaenal Radar T.
Sumber: majalah KaWanku, No. 01/XXXII, 1 – 7 Juli 2002.
Teman-teman sekelas menyebutnya Cewek
Bola. Kenapa begitu? Karena dia maniak bola. Nama sebenarnya Wulan. Tapi bukan Wulan Guritno si presenter bola di
tivi swasta itu. Tentu si Cewek Bola ini
beda, meski antara dia dan Wulan Guritno sama cakepnya.
Wulan, atau si Cewek Bola
ini, penggemar berat sepak bola. Tapi
tidak semua tim sepak bola ia suka. Ia
gandrung sama sepak bola di seri A Liga Italia.
Selain itu, ia juga tak pernah melewatkan siaran kejuaraan di Liga Eropa
lain, seperti Piala Champion dan UEFA.
Namun begitu, ia juga tahu sedikit banyak tentang Liga Inggris, Liga
Spanyol, Bundesliga, dan liga-liga Amerika Latin.
Bagaimana dengan Liga
Indonesia? Kalo ditanya tentang liga
yang satu ini, Wulan Si Cewek Bola ogah komentar. Dia bilang, malas ngomongin sepak bola
Indonesia. Abisnya, lebih banyak
ributnya daripada golnya. Hihihi... Padahal, kata si Cewek Bola ini, ia sangat
mendambakan sepak bola negeri kita lebih bagus daripada Liga Italia. Dia berharap Liga Indonesia mampu memiliki
pemain-pemain seperti Paulo Maldini, Gabriel Batistuta, Vincent Candela,
Fransisco Toti, Costacurta, Montela, Nakata, Toldo, Del Piero, Vieri, Fabian
Canavaro, Fiore, dan segudang nama-nama lain yang ia hapal di luar kepala.
Si Wulan ini, kalau udah
waktunya siaran bola di tivi, jangan harap bisa dihubungi teman-temannya. Terutama minggu sore. Soalnya lagi nonton siaran Liga Italia. Makanya, orang-orang di rumah pada sewot sama
dia. Maklum, mereka cuma punya satu televisi. Akhirnya bisa diduga, Wulan Si Cewek Bola
selalu ribut sama kedua adik dan Papi-Maminya.
Sayang Wulan selalu kalah
suara. Papi, Mami, dan kedua adiknya
paling suka nonton sinetron. Jadi di
rumahnya cuma Wulan seorang yang demen sama sepak bola.
Namun Wulan tak kecil
hati. Sebab tetangga sebelahnya, yang
tak lain Om-nya sendiri, mengerti sekali akan keinginannya. Jelas aja, Om Asman
juga maniak bola, sih. Maka setiap Minggu
sore Wulan mengungsi ke rumah sebelah!
Kecuali ketika siaran bolanya Minggu dan Senin dini hari, Wulan bisa
puas nonton bola sendirian di rumahnya.
“Untung enggak ada
sinetron yang ditayangkan dini hari pula,” kata Wulan dalam hati.
Dan Wulan mengaku senang
karena siaran Liga Champion secara langsung itu pun ditayangkan pada dini
hari. Wulan si Cewek Bola nge-fans
banget sama kesebelasan Real Madrid dari Spanyol. Soalnya, Real Madrid sudah sembilan kali
menjuarai Piala Champion! Kemenangan
terakhir mereka, belum lama ini, mengalahkan kesebelasan Bayer Leverkusen dari
Jerman dengan skor 2-1. Hebatnya, kata
Wulan, salah satu gol Real Madrid dicetak oleh Zinedine Zidane, pemain asal
Perancis yang jadi pemain paforitnya sejak si jago gocek bola itu bermain di
tim Juventus Italia.
Mengapa Wulan begitu suka
sepak bola? Tak ada yang tahu kenapa
cewek cakep itu gila bola. Padahal
Papinya enggak suka bola. Papi suka sama
otomotif dan balap kuda. Sementara itu kedua adiknya yang masih SD, sama-sama
suka bulu tangkis. Pemain paforit mereka
Hendrawan, yang baru aja jadi penentu kemenangan tim Indonesia mempertahankan
gelar Piala Thomas Cup di negeri Cina.
Apalagi Maminya. Mami benci sepak bola. Benci banget.
Kata Mami, sepak bola seperti permainan orang gila. Bayangkan saja, masak bola satu dikeroyok
rame-rame! Mami suka sama fashion dan
acara arisan! (Ih, apa hubungannya?)
Maka tak heran bila Wulan
selalu jadi bulan-bulanan ketika Om Asman tak ada di rumah, sementara siaran
bola berlangsung jam delapan malam.
Wulan kepingin banget nonton bola, tapi semua keluarganya ngotot nonton
sinetron! Kalau sudah begitu, Wulan
nekad ke
warung kopinya pak Markum, yang tak pernah melewatkan siaran sepak bola. Asyik juga nonton bola rame-rame di warung
kopinya pak Markum. Seru banget. Tapi
Wulan agak risih. Abis, ceweknya cuma
dia seorang.
Oleh karena itulah Wulan
jadi rajin menabung. Ia ingin punya tivi
sendiri di kamar. Biar kecil enggak
apa-apa. Yang penting bisa puas nonton
sepak bola. Tanpa diganggu oleh orang
lain. Ia sebal minta ampun bila
orang-orang di rumah tak pernah mau mengerti akan kesenangannya.
Tapi meski begitu
sadisnya, Papi-Mami tak pernah melarang putrinya menyenangi sepak bola. Sekedar
seneng nonton sih enggak apa-apa. Begitu
kata Maminya. Asal jangan main bola aja. Kayaknya cewek enggak pantes main sepak bola.
Ribet!
Kan kalau mesti menyundul si kulat bundar itu, bisa bikin rambut
acak-acakan. Apalagi, bila kita habis creambath
di salon. Sayang kan bila dipakai
menyundul bola?
Wulan nggak pernah punya
niat main sepak bola. Meski kaos bola di
lemarinya bertumpuk. Wulan cuma suka
nonton aja. Wulan suka banget pakai kaos tim-tim hebat. Wulan sudah punya lebih dari sebelas macam
kaos bola, kecuali kaos buat kiper. Ada
kaos dari tim Juventus, AC Milan, Bayer Munchen, Parma, AS Roma, Inter, Real
Madrid, MU, Barcelona, Liverpool, Lazio, dan Arsenal. Semua kaos yang ia miliki
memakai nomor punggung kepunyaan pemain top. Masing–masing juga ada namanya di
bagian punggung. Ada Del Piero, Maldini,
Canavaro, Toti, Raul, Ronaldo, Beckham, Rivaldo, Owen, Nesta, Efenberg, dan
Thierry Henry.
Wulan juga sebenarnya
punya kaos kesebelasan Persija Jakarta.
Warnanya orange seperti punya tim nasional Belanda. Wulan
membelinya di emperan stadion Lebak Bulus sewaktu nonton pertandingan Liga
Indonesia, antara Persija Jakarta melawan Persita Tangerang. Ketika itu Wulan nekad nonton sendirian. Ceritanya, maksa-maksain diri biar suka sama
kesebelasan negeri sendiri. Sayangnya,
pengalaman nonton bola di Lebak Bulus itu bikin kapok. Karena kepala Wulan benjol-benjol terkena
sasaran lempar botol minuman suporter kedua kesebelasan yang lagi pada
tawuran!
Bukan cuma itu, menurut
Wulan, permainan para pemain Persija dan Persita masih jauh dibanding Real
Madrid. Begitulah komentar terakhir
Wulan tentang persepakbolaan Indonesia.
(Terang aja Wulan, Real Madrid udah berumur 100 tahun! Indonesia baru
merdeka 57 tahun yang lalu. Nah, Persija
dan Persita?)
Kegilaan Wulan pada bola
rupanya cukup berpengaruh pada pergaulannya di sekolah. Wulan lebih senang nongkrong sama anak-anak
cowok yang selalu ngbahas hasil-hasil pertandingan, daripada ngerumpi bareng
temen-temen cewek di kantin sekolah.
Dan demi kecintaannya
pada bola, Wulan ngebela-belain begadang di depan tivi. Seperti siaran langsung Piala Champion yang
berlangsung tengah malam sampai dini hari.
Sebelum nonton, biasanya Wulan memutar ulang acara pertandingan lewat
vcd, yang dijual di toko-toko cd. Wulan
punya banyak koleksi vcd pertandingan Piala Champion. Maka tak heran bila ia suka ketiduran di
kelas. Semua teman-temannya maklum,
pasti Wulan habis menonton bola!
Demikianlah Wulan si
Cewek Bola, yang tak mau ketinggalan memelototi siaran pertandingan tim-tim
hebat kelas dunia.
***
Pada pertengahan Mei ini sudah tak
ada pertandingan Liga Itali, ataupun pertandingan-pertandingan liga
negara lainnya. Di Liga Italia,
yang jadi scudetto alias juara liganya lagi-lagi kesebelasan Juventus,
yang udah jadi langganan juara. Sayang,
Inter Milan yang sebenarnya tinggal selangkah lagi menduduki nilai tertinggi,
sejak pertengahan musim kompetisi berlangsung, harus rela berada di urutan
ketiga karena tak tahan menghadapi gempuran tim Lazio di pertandingan
terakhirnya. Kalau saja Inter menang
lawan Lazio, Inter yang jadi juara.
Namun begitu, Wulan cukup puas Juventus yang juara, meski dia mengharapkan
AS Roma.
Setelah
seluruh pertandingan liga selesai, maka bersiaplah tim-tim seluruh peserta
Piala Dunia berkonsentrasi menghadapi perhelatan akbar setiap empat tahun
sekali, Piala Dunia yang di selenggarakan di Korea dan Jepang. Pertandingan Sepak bola Piala Dunia Korea
Jepang di gelar pada 31 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun si Cewek Bola
Wulan. Sayang, Wulan mesti kehilangan
Edgar Davis, salah satu pemain paforit lainnya, karena tim Belanda tidak lolos
babak kualifikasi Piala Dunia.
Dan Wulan sendiri masih
agak bingung mesti pilih tim negara mana.
Yang jelas, tim Belanda yang ada Edgar Davis-nya terpaksa
disisihkan dulu. Jadi tim manakah yang akan menjuarai Piala
Dunia? Wulan belum punya pilihan. Habis, semuanya bagus-bagus. Pemainnya top-top. Di tim Perancis ada Zidane
dan Trezeguet. Di Argentina ada Batistuta dan Crespo. Itali punya Toti dan
Alessandro Del Piero. Inggris punya Beckham dan Owen. Spanyol punya Raul Gonzales dan Morientes. Brazil diperkuat Ronaldo dan Rivaldo. Portugal diperkuat Luis Figo dan Nuno Gomez.
Duh, Wulan bingung mesti pilih tim mana!
Dan lebih bingung lagi,
nanti Wulan nonton siaran Piala Dunia di mana?
Di rumah, pasti rese! Di warung
kopi pak Markum, uh... kayaknya risih.
Om Asman pindah rumah, karena pindah tempat kerja. Wulan enaknya nonton di mana, ya?
Mau beli tivi,
tabungannya belum cukup. Apalagi
rencananya bakal dipotong buat biaya ultah pada 31 Mei! Wulan jadi sebel sama Papi-Maminya, yang
belakangan ini pelitnya minta ampun. Apa
karena ada hubungannya sama kesenanganya pada sepak bola?
“Kamu kalau dikasih uang
lebih suka aneh-aneh, Wul!” ujar Papi, bulan lalu.
“Coba aja, buat apa kamu
beli kaos bola banyak-banyak. Mau bikin
kesebelasan, apa?” lanjut Papi.
“Iya tuh, Pap, masak bola
aja mesti punya lima? Emangnya satu aja
enggak cukup? Satu juga enggak abis
setahun! Kan kamu enggak pernah main
sepak bola?” Mama ikut menyerang Wulan.
Meski begitu, Wulan tak
kecil hati. Ia cari akal supaya
Papi-Maminya suka sepak bola. Biar nanti
bebas nonton siaran Piala Dunia. Supaya semua orang rumah mau nonton
bersama-sama. Caranya? Papi-Maminya ia belikan majalah khusus Piala
Dunia. Kedua adiknya pun selalu diajak
bicara tentang sepak bola. Namun semua
itu sia-sia. Semua orang rumah tetap tak
tertarik pada sepak bola. Mereka lebih
suka nonton acara sinetron yang lagi seru-serunya! Waduh, gawat!
Kasihan banget si Wulan!
***
Pagi sekali, pada 31 Mei, saat hari
ultah Wulan yang ke 16, sekaligus saat pertandingan Piala Dunia digelar. Wulan merasa sedih banget. Hari ultahnya tak mau ia rayakan. Ia tak mau merayakan momen kebahagiaan,
bersamaan dengan kekecewaan. Masalahnya,
di tengah kegembiraan menyambut hari ultah dan kejuaraan sepak bola Piala Dunia
Korea Jepang, orang-orang di rumah ngotot untuk tidak mau nonton siaran sepak
bola itu!
Siangnya, sepulang
sekolah, Wulan keliatan tambah suntuk.
Papi-Mami masih ngantor. Dua
adiknya sudah lebih dulu di rumah.
Keduanya sudah asyik nongkrong di depan tivi. Uh, Wulan jadi ingat Om Asman. Seandainya dia masih tinggal di sebelah...
Oh ya, kenapa Om Asman
enggak pernah kasih kabar? Rasanya Wulan
kepingin tinggal sama dia, paling enggak selama sebulan, nonton siaran Piala
Dunia bersamanya. Gimana kabarnya Om
Asman, ya? Kenapa dia lupa ulang tahun
Wulan?
Tiba-tiba Wulan agak
kaget melihat suasana ruang tengah.
Setiap sudutnya ditaburi balon-balon warna-warni berbentuk bola. Juga beberapa bendera negara-negara peserta
sepak bola Piala Dunia.
Namun, tetap aja Wulan
suntuk. Pikirnya, sebulan ini ia tak
bisa tenang. Tak mungkin Wulan bisa
bebas nonton siaran sepak bola sebulan penuh, karena pasti kalah sama Papi,
Mami dan kedua adiknya!
Pas Wulan masuk kamar,
Wulan kaget bukan main! Surprise!!! Di kamarnya, televisi baru 21 inch
nampak gagah di atas meja. Di sebelahnya
ada kartus pos cantik bergambar bunga Sakura, bertuliskan: “Hadiah dari Om
Asman. Dari kantor baru di kota
Yokohama, JEPANG!” ***
*)Pamulang,
Indonesia, Mei 2002.
0 comments:
Posting Komentar