Zaenal Radar
![]() |
Gbr: kabargue.com |
Jelang Ramadhan, pemerintah lewat Bulog (Badan Urusan Logistik) akhirnya menggelar operasi pasar. Ini maksudnya supaya harga-harga bahan pokok stabil. Coba saja perhatikan, kegiatan seperti ini selalu saja dilakukan setiap menyambut bulan suci. Sebab sudah menjadi kebiasaan, setiap bulan puasa harga-harga bahan makanan naik berlipat-lipat. Alasan naiknya harga-harga dikarenakan permintaan pasar yang berlebihan.
Kalo dipikir-pikir, tidak masuk akal bahan makanan naik pada bulan puasa. Negara ini kan mayoritas muslim. Itu artinya pada bulan suci, mereka berpuasa yang artinya tidak makan dan minum di siang hari. Tapi kenapa disaat perei makan dan minum tapi bahan makanan pokok justru lebih banyak dipesan. Jangan-jangan habisnya stock makanan yang dipesan ini disebabkan oleh dendam kesumat? Maksudnya, siang hari puasa, malam harinya mengancam alias ngamuk makan sebanyak-banyaknya?
"Gue rasa kagak berlebihan pendapat lo. Coba lo perhatiin orang-orang yang ngabuburit pas mau buka puasa. Pedagang makanan dikerubungin orang-orang yang mau siap buka puasa, sampe kagak keliatan pantatnya!"
Begitulah pendapat Markum, menilai tingkah polah orang-orang yang kalap menyambut buka puasa. Si Markum bilang, sebelum bedug maghrib dibunyikan, apa saja yang dijual pedagang berbuka puasa, semua dibeli, disiapkan buat disikat pas bedug maghrib! Maka kagak heran pas shalat tarawih, badan jadi lemes karena kekenyangan.
Selain buka puasa, sahur adalah waktu yang dianjurkan untuk menyikat makanan sebelum waktu imsak tiba. Menurut kebanyakan orang, diwaktu itu kita suka kurang nafsu makan. Coba bayangkan, setelah perut kenyang dan tidur, pas bangun kita disuruh makan. Gak nafsu. Nah, untuk menyiasatinya, maka di dapur musti disiapkan makanan yang diharapkan bisa memunculkan nafsu makan! Atau menghidangkan lebih banyak jenis makanan yang enak-enak. Dengan begitu, apa-apa yang dibeli jadi lebih banyak dari bulan biasa. Itulah yang menyebabkan pasar lebih bergairah di bulan suci Ramadhan ini...
Lalu bagaimana sebaiknya kita bersikap di bulan suci ini? Menurut Ustadz Sobrak, dianjurkan kita bisa menahan hawa nafsu kita, termasuk soal makanan. Gak usah kalap atau balas dendam. Mentang-mentang siang enggak makan apa-apa, terus dibales pada malam harinya. Yang asyik tuh, kata Ustadz, yang sedang-sedang aja. Yang wajar-wajar aja. Secukupnya saja. Karena Rasulullah SAW, panutan kaum muslimin sekalian, mencintai orang-orang yang sederhana dan tidak berlebihan.***
0 comments:
Posting Komentar